Rabu, 25 September 2013

MANUSIA DAN PENDERITAAN



MANUSIA DAN PENDERITAAN

1.Makna Penderitaan
            Penderitaan dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Yang termasuk penderitaan itu antara lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
            Baik dalam Al-Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang di alami manusia itu sebagai peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
            Hal itu, misalnya dalam surat Al-Balad ayat 4 dinyatakan “manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat tersebut diartikan, bahwa manusia bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa taqwa kepada tuhan). Apabila manusia melalaikan salah satudara pada-Nya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu ada dalam kehidupan sehari-hari. Baik dikota maupun di desa, bila orang malas bekerja tentu ia akan menderita hidupnya.
Dapat disimpulkan bahwa :
            Penderitaan tak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap orang pasti akan mengalami penderitaan. Nasib malang atau penderitaan datang tak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita pasrah kepada Tuhan.

2. Makna Siksaan
            Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa, dan akhirnya firman tuhan dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam Kitab Suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan tentang siksaan ini, siksaan dapat berupa siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain, dan sebagainya.
            Macam siksaan dan bentuk siksaan bertebaran antara 69 buahdari surat Al-Ankabut, antara lain ayat 40 yang menyatakan :
            “Masing-masing bangsa itu Kami siksa dengan ancaman siksaan karena dosa-dosanya. Ada diantaranya Kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dasyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qarun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh, Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya”.
Dapat disimpulkam bahwa :
            Siksaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, setiap manusia pasti pernah menjalani siksaan, siksaan tak dapat dipisahkan dengan dosa. Siksaan yang berhubungan dengan dosa adalah siksaan di Hari Kiamat, siksaan di neraka merupakan tugas para ahli agama untuk membicarakannya.

3. Makna Rasa Sakit
            Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit, sakit gigi akibatnya terasa nyeri, sakit hati akibatnya hatinya terasa sakit, sakit cinta akibatnya hati selalu dirundung rasa ingin bertemu dengan orang yang di cintainya, dan sebagainya.
            Rasa sakit dapat menimpa setiap manusia hidup, kaya miskin, besar kecil, tua muda, bahkan dokter sekalipun jika sudah menderita sakit takkan sanggup untuk menghindarinya. Rasa sakit dalam pengalaman hidup sehari-hari ada 3 macam, yaitu sakit hati, sakit syaraf atau sakit jiwa dan sakit fisik.
            Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap penyakit pasti ada obatnya, hanya tergantung kepada penderita. Bagi yang berusaha sungguh-sungguh dengan disertai mendekatkan diri kepada Tuhan dan pasrah kepada-Nya, maka tuhan akan mengabulkan do’a dan usahanya.


4. Neraka
            Berbicara tentang neraka, maka lazimnya kita tentu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Tergambar pula dalam ingatan kita suatu rasa sakit dan penderitaan hebat.
            Jelaslah antara neraka, siksaan, rasa saskit, dan penderitaan terdapat hubungan dan tak dapat di pisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
`           manusia masuk neraka karena dosa. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu berkaitan tentang dosa. Berbicara tentang dosa berarti berbicara tentang kesalahan.
            Dalam Al-Qur’an banyak surat yang berisi tentang siksaan di neraka, atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain Al-Fath ayat 6 yang berbunyi :
            “dan upaya dia menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, orang-orang yang musyrik laki-laki dan perempuan yang mempunyai prasangka jahat terhadap allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dan menyediakan neraka jahanam baginya. Dan neraka jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”.
            Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tak lepas dari kesalahan. Kesalahan itu sengaja atau tidak, tetap salah dan mendapatkan hukumanitu itu sesuai dengan kesalahan. Siapa yang menghukum tergantung pada kesalahan itu.
            Dapat disimpulkan bahwa :
            Neraka berhubungan erat dengan dosa dan identik dengan salah atau kesalahan. Orang salah mendapat hukuman. Hukuman identik dengan siksaan. Siksaan adalah rasa sakit dan rasa sakit adalah penderitaan.
            Pengertian neraka sering di hubungkan dengan kematian. Neraka sesudah mati di bahas oleh agama. Penderitaan dalam hidup yang sering pula dikatakan “neraka dunia” dibicarakan dalam modul ini.

5. Beberapa Kasus Penderitaan
       Kata penderitaan berasal dari kata derita. Menurut suyadi derita bersal dari bahasa sanskerta “dhra” yang berarti menahan atau menanggung (suyadi, 1985). Kata ini dapat pula diberi makna merasakan. Dengan demikian kata penderitaan berarti sesuatu yang di tanggung, ditahan, atau dirasakan. Sesuatu yang ditanggung, atau dirasakan itu biasanya selalu dihubungkan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, minsalnya kelaparan, kemiskinan, penyakit, kegagalan, kegelisahan, dan ketakutan. Hal-hal yang menyenangkan, menggembirakan, atau memuaskan yang dirasakan oleh seorang tidak pernah dikatakan sebagai suatu penderitaan.
            Penderitaan erat sekali hubunganya denngan hidup manusia, bahkan dapat berfungsi sebagai dinamisator kehidupan manusia. Menurut salah satu ajaran (dhrama) Sri Budha yang dikenal dengan sebutan Satvari Aryasatyani dikatakan bahwa sifat utama hidup manusia ialah pendetitaan, karena manusia harus menjalani rantai kehidupan: lahir, tumbuh, menjadi tua, sakit, mati, dan selanjutnya lahir kembali; di dalam pergaulan mengalami perceraian denngan yang di cintai, pergaulan dengan yang di benci, dan sebagainya.
            Persoalan yang muncul adalah mengapa manusia mengalami penderitaan, apakah penderitaan itu membahayakan kesehatan, dan jika penderitaan itu membahayakan kehidupan manusia persoalan berikutnya adalah bagaimana upaya menghindarkan penderitaan. Persoalan-persoalan inilah yang menjadi pokok pembahasan didalam karangan kecil ini. Untuk memudahkan pembahasan, akan disajikan berturut-turut : (1) beberapa kasus penderitaan yang dialami oleh seseorang, (2) sumber penderitaan, (3) bahaya penderitaan bagi kesehatan, dan (4) usaha menghindarkan diri dari penderitaan.

Beberapa Kasus Penderitaan
1. Kasus Pertama
            Ada seorang guru SD kelas enam, Aminah namanya. Ia sudah bekerja sebagai guru selama tiga tahun. Ia dikenal sebagai guru yang rajin, berdisiplin, dan berusaha mengajar anak-anak dengan sebaik-baiknya. Ia berpendirian bahwa guru yang baik adalah guru yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tetapi yang mengajarkan pengetahuan dan membina kepribadian anak didiknya.Oleh karena itu anak-anak menyenangi Aminah, sebab mereka merasa dirinya diperhatikan.
            Akhir-akhir ini Aminah jatuh sakit. Orang menduga-duga sebab Aminah jatuh sakit. Sementara orang menduga bahwa Aminah jatuh sakit karena pacarnya, juga seorang guru pindah kelain daerah. Ia sakit karena takut kehilangan pacar. Dugaan lain mengatakan bahwa Aminah jatuh sakit karena tidak kuat lagi menghadapi kesulitan di sekolah. Ada dua orang murid yang menggangu dalam kelas, karena Aminah orangnya disiplin dan keras serta serius, maka hal itu juga di tanggapinya serius pula.
            Salah seorang diantara dua murid yang mengganggu pikiran Aminah ialah A. Ia adalah anak gadis yang gemuk, suka ngantuk, berwatak malas, dan tidak memberi perhatian kepada peljaran. Sikap acuh tak acuh pada pelejaran ini justru sangat berlawanan dengan kepribadian Aminah, sehigga Aminah sangat menderita. Murid yang lain ialah B. Ia adalah seorang gadis yang sebenarnya baik dan pandai, tetapi suka ngomong sehingga murid-0murid yang lain yang ada di sekitarnya juga ikut-ikutan ngomong seolah-olah tidak menaruh perhatian pada pelajaran. Ini pula yang mengganggu pikiran Aminah sehingga mengurangi kebahagiaannya. Di dalam batin Aminah terjadi konflik, disatu pihak ia tetap mencitai anak didiknya, dilain pihak ia juga membencinya. Dalam kondisi seperti ini ia pernah marah-marah kepada anak-anak. Begitu memuncak kemarahannya sehingga ia tak dapat mengendalikan diri lagi sampai-sampai ia hampir saja memukul salah seorang anak diantaranya.
            Dari kasus pertama itu pula dapat diamati bahwa penderitaan yang berat yang tidak tertahankan lagi, dapat meletus berupa kemarahan, dan tindakan yang eksplosif. Penderitaan yang tidak tertahankan lagi dapat mendorong timbulnya emosi yang dapat berakibat menutup pertimbangan- pertimbangan akal sehat.

2.Kasus Kedua
            Keluhan penderitaan seorang istri karena suami suka kawin.
            Pokok cerita ini diambil dari lubrik oh tuhan di dalam majalah sarinah no.80 th,isi cerita adalah demikian.seorang gadis dari daerah pedesaan bali,putri namanya,ketika masih kecil diangkat menjadi anak angkat pamanya,seoang petani kaya.keluarga asal gadis itu sendiri yang telah sadar pentingnya program trasmigrasi,ikut trasmigrasi kelampung.
            Pada sesuatu ketika putri duduk dibangku sekolah SMA,pada masa liburan sekolah,ia menengok keluarga asalnya di lampung. Disana ia berkenalan dengan seorang pemuda, Rai nama nya, perkenalan Putri dan Rai dalam tempo  yang singkat telah meningkat pada ikat tali percintaan. Begitu mendalam cinta putri kepada Rai, sehingga ketika masa liburan hampir habis ia menjadi gelisah, ia merasa berat berpisah dengan Rai.
            Rai mengetahui kegundahan hati gadis yang dicintai itu, lalu mengambil keputusan meminta kepada korang tua nya untuk melamar Putri. Karena putri telah menjadi anak paman nya, maka lamaran itu ditujukan kepada paman nya. Lamaran orang tua Rai diterima dengan syarat bahwa Rai harus menetap di Bali. Syarat itu disetujui oleh Rai dan orang tua nya.
Dua bulan sesudah perkawinan, Putri mengandung. Justru pada saat Rai menyatakan bahwa dirinya tidak merasa senang tinggal di Bali dan ingin kembali ke Lampung sekaligus untuk membantu orang tua nya  sebagai Tokoh masyarakat. Putri menjadi bimbang. Mengikuti suami atau tinggal bersama paman dan bibi nya yang telah merawatnya dari kecil yang sekarang sudah tua dan tidak memiliki anggota keluarga lain kecuali dirinya. Putri mengambil keputusan untuk memilih ikut suami.

            Pada saat mereka meminta izin kepada bibinya,sesudah bibinya mendengar masud mereka.bibinya segera memeluk putri kuat-kuatsambil reisak-isak,sedang putri sendiri air matanya mengalir terus tidak dapat dibendung.kedua orang itu berpelukaqn tetapi tidak berkata-kata sepatah pun jua.saat yang memilukan itu baru berahir sesudah paman putri hadir dan memberi  izin serta merestui keberangkatan mereka.
Karir ray makin meningkat.ia terpilih sebagai lurah.ray mulai mengambil istri kedua dan ketiga tanpa memberi tahu putri.istri yang ketiga tinggal bersama putri dan anak-anaknya dalam satu rumah.istri ketiga ini berkepribadian dengan ciri-ciri angkuh,dan malas.tetapi setiap kali terjdi perselisihan pendapat antara putri dengan istri ke tiga ini,ray tentu menengkan istri ke tiga.
            Lama kelamaan putri tidak tahan lagi menanggung penderitaan akibat ulah istri yang ke tiga ini.dengan iasak-tangis putri minta diri kepada ray untuk pergi bersama-sama anaknya untuk meninggalkan rumah yang telah mereka bangun bersama.sekarang putri tinggal dengan anak-anaknya disuatu rumah yang berdekatan dengan tempat ia berjualan.ia merasa kesepian meskipun kadang-kadang ray datang menjenguk.
            Dalam kasus kedua ini sekali lagi dapat kita simakbetapa berat penderitaan seseorang yang terpaksa harus berpisah dengan orang yang dicintai.jika penderitaan itu dirasakan begitu berat dan menimbulkan emosikeadaan ini dapat menimbulkan fungsi organlain tidak dapat berkerja dengan baik.hal ini tampak pada saat bibi dan putri sendiri berpelukan sambil menangis tetapi tidak satu kata patah pun yang dapat diucapkan.

3.Kasus ketiga
Anxietas karena tekanan yang tidak tertahankan.
            Suatu keluarga amerika yang keturunan meksiko yang terdiri dari suami istri dan enam orang anak yang tinggal di california,menghadapi masalah keuangan yang gawat karena ditumpangi oleh keluarga laki-laki pihak suami.keluarga saudarah laki-laki dari pihak suami ini(istri dan lima orang anak)ikut menumpang dikeluarga amerika dalam waktu yang tidak terbatas,sampai suaminya mendapatkan pekerjaan,memang didalam masyarakat meksiko berlaku norma sosial yang menyatakan bahwa sang istri berkewajibanmemberi makan dan penginapan bagi kerabat suami,termasuk didalamnya kunjungan yang brsifat lama.

            Istri keluarga amerika ini merasa tidak puas karena harus tinggal bersama dalam satu rumah,yang hanya memiliki tiga kamar,dengan keluarga lain yang  jumlahnya cukup besar dan mencukupkan kebutuhan mereka dari gaji suaminya yang hanya buruh biasa,kegelisahan semakin mningkat sesudah pemilik tokoh barang-barang kebutuhan menghentikan kredit mereka karena rekening  barang kebutuhan mereka semakin meningkat.timbul konflik dalam batinya,mematuhi norma sosial dengan akibat anaknya sendiri kekurangan makan,atau mencukupi kebutuhan anaknya sendiri dan melawan norma sosial.
Istri keluarga amerika itu sekarang selalu kawatir anaknya akan menderita kelaparan,sesak nafas dan sering mengelurkan keringat dingin,dan denyut nadinya berjalan cepat,hasil konsultasi dengan saudarah perempuanya juga dengan seorang dukun setempat(curandera)menyebutkan ia menderita penyakit ketakutan (susto atau sering disebut anxietas).para kerabat istri itu begitu juga teman-temanya kemudian meminta pada iparnya dan keluarganya untuk pindah karena istri itu tidak mampu lagi mengurusnya dengan baik.
            Permintaan kerabat dan teman-teman wanita yang sakit disetujui oleh iparnya.segera setelah saudrah ipar dan keluarganya pindah,gejalah ketakutan itu akin lama makin hilang(foster,1978).
Dari kasus ketiga ini terlihat bahwa penderitaan dapat muncul akibat adanya konflik antara tuntutan sosial dan kepentingan pribadi atau keluarga,dan apabila penderitaan itu semakin kuat dapat menyebabkan suatu penyakit,adanya rasa kekhawatiran yang terus menerus dapat mendorong penyakit kecemasan(anxietas)yang ditunjukan dengan gejala-gejala;sering sesak nafas,sering berkeringat,dan denyut nadi berjalan cepat.
            Memperhtikan interprestasi mengenai ketiga kasus tersebut diatas kiranya dapat ditarik kesimpulan sementara sebagai berikut:
1.penderitaan dapat dialami setiap orang
2.penderitaan dapat muncul karena adanya konflik antra ciri-ciri kepribadian dengan kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan harapanya,berpisah dengan sesuatu yang dicintai dan adanya rasa ketakutan.
3.penderitaan terjadi apabila  manusia  dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya(biologis,psikologis,dan sosial)mengalami hambatan.
4.penderitaan yang dialami terlalu berat dapat mengakibatkan dan dapat mengganggu jiwa seseorang,
5.penderitaan itu dapat dihilangkan.

6.Sumber Penderitaan
1.Hakekat Manusia
            Manusia pada hakikatnya adalah mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan pengaruh mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani,dan rohani dan karena itu penderitaan dapat pula terjadipada tingkat jasmani maupun rohani.
            Jasmani disebut juga sebagai tubuh,badan,badan wadaq,jasad,materi,wadah,unsur konkrit dari pada pribadi.Jasmani merupakan unsur yang hidup pada pribadi manusia.didalam jasmani manusia ada unsur-unsur yang saling berhubungan yaitu otak dan panca indera.Didalam otak ada berbagai pusat kemampuan manusia.panca indera merupakan alat atau jendela atau pintu tubuh manusia sehingga manusia mampu menerima atau menangkap segala sesuatu yang berada di lingkungannya.
            Rohani,sering disebut dengan istilahlain seperti misalnya jiwa,badan halus,dan mind merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia.dalam kehidupan sehari-hari rohani menjiwai,mendasari,dan memimpin unsur-unsur pribadi manusia.Rohani memiliki alat dan kemampuan,alat kemampuan itu dalah: (1)nafsu,(2)perasaan,(3)pikiran,(4)kemampuan.Dalam rangka pembicaraan mengenai penderitaan ini akan dibahas sedikit mendasar tentang nafsu.
            Nafsu adalah semua dorongn yang ditimbulkan oleh segala macam kebutuhan.termasuk pula instink,sehingga menimbulkan keinginan.batas antara nafsu dan keinginan tidak terlalu jelas.
            Perasaan merupakan gejala psikis,perasaan menyangkut suasana batin manusia.kalau seseorang merasa cinta,benci dan sebagainya pesaan cinta dan benci itu tinggal didalam batin manusia.
            Pikiran disebut juga akal,budi,Dimilikinya pikiran ini memungkinkan manusia mempertimbangkannya,membedakan dan mengambil keputusan berdasarkan alasan-alasan tersendiri.
            Kemauan disebut juga kehendak.dimilikinya kemampuan atau kehendakan dalam diri manusia memungkinkan manusia memilih.

2.Dorongan Memenuhi kebutuhan Sebagai Sumber Penderitaan.
            Untuk mempertahankan keberadaan serta kehidupanya,manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannya baik fisik,psikis,maupun kebutuhan sosial.dalam rangka mmenuhi kebutuhan ini mungkin saja terjadi bahwa tujuan,ialah sesuatu yang dibutuhkan atau yang diinginkan dapat tercapai sesuatu yang dikehendaki.

7.Upaya Menghindari Diri Dari Penderitaan
            Perilaku manusia untuk sebagian besar merupakan pancaran perilaku yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu perilaku manusia tidak pernah beku, dapat selalu berubah, dan dapat berbeda-beda dari satu individu ke individu yang lain, dari satu saay ke saat yang lain. Manusia sejak lahir harus mempelajari cara-cara bagaimana upaya ia dapat mengatasi berbagai soal yang dihadapinya. Jika dibidang fisik-somatik yang diperlukan oleh manusia ialah jasmani yang sehat, dibidang mental emosional yang diperlukan ialah kepribadian psikologis yang sehat.
            Kepribadian psikologis yang sehat dalam arti selalu berada dalam kondisi harmonis, stabil dan sabar yang telah dibentuk sejak awal perkembangannya. Filsafat jawa yang tersirat didalam bait-bait dalam Kalatida menunjukkan cara-cara untuk mencapai kebahagiaan hidup jasmani dan rohani. Kalatida adalah karya sastra yang disusun oleh pujangga besar Ronggowarsito. Ajaran hidup atau filsafat hidup itu khususnya dapat ditemukan pada bait-bait dibawah ini :
1. keni kinarya darsana,
    Panglimbang ala lan becik,
    Sayekti akeh kewala,
Lelakon kang dadi tamsil,
Masalahing nguarip,
Wahanira tinemu,
Temahan anamira,
Mupus pepasthining takdir,
Puluh-puluh anglakoni kaelokan,

2.  Amenangi jaman edan,
Ewuh-aya ing pambudi,
Melu edan nora tahan,
Yen tam melu anglakonni,
Bojakaduman melik,
Kaliran wekasanipun
Dilalah karsa allah,
Begja-begjane kang lali,
Luwih begja kang eling lawan waspada.

3.  Samono iku bebasan,
Padu-padune kapengin,
Enggih mekaten Mas Doblang,
Bener ingkang ngarani,
Nanging sajroning batin,
Sajatine nyamut-nyamut,
Wis tuwa arep apa,
Muhung mahasing ngasepi,
Supaya nyantuk parimarmaning Hyang Sukma.

4.  Badan lan kang wus santosa,
Kinarilan mring Hyang Widdhi,
Satiba malanganea,
Tan susah ngupaya kasil,
Saking mangunah prapti,
Pangeran paring pitulung,
Marga samaning titah,
Rupa sabarang pakolih,
Parandene masih tabir ikhtiar.





5.  Sakadare linakona,
Mung tumindak mara-ati,
Angger an dadi prakara,
Ikhtiar iku yekti,
Kara wirayat muni,
Pamilihe reh rahayu,
Sinambi budi-daya,
Kanthi awas lawan eling,
Kang kaesthi antuka parmaning suksma.

            Terjemahan bait-bait itu menurut wirojoedo (1978) adalah seperti tersebut di bawah ini :
1.  Dapat di pakai sebagai teladan,
Membandingkan buruk dan baik,
Tentulah banyak saja,
Lakon-lakon yang menjadi contoh
Tentang masalah-masalah hidup,
Akhirnya ditemukan,
Akibatnya lalu menerima,
Menyadari ketentuan takdir,
Apa boleh buat harus mengalami keajaiban.

2.  Mengalami jaman gila,
Sukar-sulit dalam akal-ikhtiar,
Turut gila tidak tahan,
Kalau tak turut menjalanainya,
Tidak kebagian milik,
Kelaparanlah akhirnya,
Takdir kehendak allah,
Sebahagia-bahagianya yang lupa,
Lebih bahagia yang sadar serta waspada.

3.  Demikianlah boleh dikatakan,
Hanya menyangkal tetapi sebenarnya ingin,
Ya begitu bukan mas doblang,
Benarlah yang menerka,
Tetapi didalam batin sang pujangga,
Sesungguhnya jauh sekali dari demikian,
Sudah tua mau apakah,
Sebaiknya menjauhkan diri dari keduniawian,
Supaya mendapat kasih-sayang tuhan.

4.  Berbeda dari orang yang sudah sentosa,
Diridhoi oleh tuhan,
Betapa pun tingkah lakunya,
Tidak susah mencari penghasilan,
Dari pertolongan tuhan-lah datangnya,
Tuhan melimpahkan pertolongan,
Jalan perantaranya dari sesama makhluk,
Berupa segala sesuatu yang berguna,
Meskipun demikian masih rajin berikhtiar.

5.  Sekedar dijalani,
Semata-mata bertindak mengenanakan hati,
Asalkan tak menjadi perkara,
Karena cerita orang tua mengatakan,
Ikhtiar itu sungguh-sungguh,
Memilih jalan keselamatan,
Sambil berdaya upaya,
Disertai awas dan ingat,
Yang dimaksudkan mendapatkan kasih-sayang tuhan.

Kesimpulan
1. Manusia hendaknya percaya dengan mutlak kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya Tuhan-lah yang menentukan kehidupan manusia, yang mampu menciptakan keajaiban diluar pikiran manusia, hanya Tuhan-lah yang Mah Kuasa, dan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
2. Manusia hendaknya selalu “eling lan waspada”. Artinya bahwa didalam perjuangan hidup, hendaknya selalu teguh dalam pikiran dan pendirian, waspada dalam membela cita-cita, dan penuh kesadaran lahir dan batin.
3. Manusia hendaknya “rame ing gawe”. Artinya manusia hendaknya giat bekerja untuk mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Jadi walaupun diakui bahwa takdir itu ada, manusia harus tetap berikhtiar. Hal ini sesuai pula dengan ajaran dalam agama islam yang mengatakan bahwa “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka sendiri mengubah keadaannya”.
4. Manusia hendaknya selalu “mawas diri” atau melakukan intropeksi. Artinya bahwa manusia hendaknya selalu mengukur kekuatan diri sendiri dalam upaya memenuhi kebutuhan hidunya. Orang yang dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup tidak mau mengukur atau tidak mau menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, maka orang itu akan menjadi budak ‘hawa nafsu’ nya, kehendaknya, dan perasaannya sudah tidak mampu memberi pertimbangan. Orang semacam ini senantiasa akan terus-menerus dituntut untuk memenuhi hawa nafsu tersebut, ia tidak pernah merasa puas. Ia menderita.

Daftar Pustaka
1. Hoegiono, Drs.,dkk., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990.
2. Suyadi, M.P,. Drs. Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
3. Hartono, Drs., dkk., Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986.
4. Syamsurizal, Ilmu Budaya Dasar, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1987.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar